
Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) menilai sekolah di wilayah DKI Jakarta belum terbebas dari tindakan bullying dan kurang 1% dari 5.059 sekolah yang mau menerapkan sistem anti kekerasan di lingkungan pendidikan.
Magdalena Sitorus, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan rekap data KPAI melalui hotline service dan pengaduan mengenai kekerasan terhadap anak disekolah pada 2007 menunjukkan ada 555 kasus kekerasan terhadap anak, 11,8% di antaranya dilakukan oleh guru.
Tahun 2008 ada 86 kasus kekerasan terhadap anak dan 39% dilakukan oleh guru oleh karena itu masalah bullying atau 'ngerjain' yang sudah mengarah ke kriminal ini harus dicegah. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Depdiknas dapat mengeluarkan suatu kebijakan nasional agar pihak sekolah mengatasi bullying ini untuk melindungi anak-anak dan mereka bisa belajar tanpa rasa takut.
Hasil penelitian Netti Lesmanawati, direktur eksekutif Lembaga Pratista Indonesia yang melakukan penelitian dengan random sampling pada 150 anak SD, SLTP dan SLTA di dua kecamatan di Kota Bogor menunjukkan bahwa perlakuan kekerasan terhadap para siswa itu umumnya adalah di colek pipi, digoda dengan kata-kata jorok, dipukul,ditonjok, ditampar dan ditendang serta dihina, diejek dan diberi julukan negatif.
Magdalena Sitorus, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan rekap data KPAI melalui hotline service dan pengaduan mengenai kekerasan terhadap anak disekolah pada 2007 menunjukkan ada 555 kasus kekerasan terhadap anak, 11,8% di antaranya dilakukan oleh guru.
Tahun 2008 ada 86 kasus kekerasan terhadap anak dan 39% dilakukan oleh guru oleh karena itu masalah bullying atau 'ngerjain' yang sudah mengarah ke kriminal ini harus dicegah. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Depdiknas dapat mengeluarkan suatu kebijakan nasional agar pihak sekolah mengatasi bullying ini untuk melindungi anak-anak dan mereka bisa belajar tanpa rasa takut.
Hasil penelitian Netti Lesmanawati, direktur eksekutif Lembaga Pratista Indonesia yang melakukan penelitian dengan random sampling pada 150 anak SD, SLTP dan SLTA di dua kecamatan di Kota Bogor menunjukkan bahwa perlakuan kekerasan terhadap para siswa itu umumnya adalah di colek pipi, digoda dengan kata-kata jorok, dipukul,ditonjok, ditampar dan ditendang serta dihina, diejek dan diberi julukan negatif.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar